Saturday, December 15, 2012

OUTLINE 3 JUDUL (tugas metode penelitian kuantitatif)


TUGAS METODE PENELITIAN KUANTITATIF
 (OUTLINE)


 NAMA: FREDY SAPUTRA TANAWIJAYA
NPM: 10.11.107.13201.01295
SEMESTER: V/D







HUBUNGAN KEBERSIHAN AIR MANDI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK

ABSTRAK
Mandi adalah kebutuhan mendasar manusia dimana mandi sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan tubuh. Air yang di butuhkan untuk membersihkan badan tentunya harus merupakan air yang bersih, sehingga dapat mwmbersihkan tubuh secara maksimal, jika tidak mandi bukan malah membersihkan tubuh, tetapi berakibat memberikan penyakit pada tubuh.
Jadi sangat diperlukan kita untuk selalu menggunakan air yang bersih dan menaga kebersihan air di lingkungan kita agar saat kita menggunakannya tidak terserang penyakit.



BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Mandi adalah keperluan yang mendasar bagi seornag manusia.  Tanpa mandi daya tahan tubuh manusia akan menurun dan mudah terinfeksi penyakit. Penyakit kulit pun akan menjadi permasalahan utama.  Mandi dengan air sudah dilakukan manusia sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Setelah berkembangnya jaman, air tak sebersih dulu.
Air telah tercemar oleh berbagai limbah,  kuman,  bakteri,  yang dapat membahayakan kesehatan manusia.  Antara lain adanya kasus penyakit campak yang terjadi di saat-saat tertentu dan daerah tertentu. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang berbahaya. Jika tidak dilakukan pengendalian akan menyebabkan wabah.
Kebanyakan penderita adalah masyarakat yang bermukim  di pinggiran sungai atau daerah yang kekurangan air bersih. Dimana terjadi kemarau atau banjir. Adapun beberapa kasus pnyakit campak teradi pada masyarakat yang kelebihan atau cukup akan air bersih.

B.   RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas dirumuskan masalah:
Apakah ada hubungan antara kebersihan air dengan kejadian penyakit campak?


C.   TUJUAN
Untuk mengetahui ada atau tidak hubungan antara kebersihan air dengan kejadian penyakit campak.

D.  MANFAAT
·        Bagi masyarakat yang tinggal di pinggir sungai. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat pinggiran sungai bahwa pentingnya menggunakan air bersih.
·        Bagi masyarakat yang tidak tinggal di pinggir sungai. Memberikan pengertian untuk hidup bersih dan tetap menjaga hygiene tubuh.
·        Bagi dinas kesehatan setempat. Mengingatkan pemerintah agar memperbaiki system penyediaan air bagi masyrakat yang tidak memiliki air bersih.
·        Bagi puskesmas setempat. Merangsang perhatian petugas kesehatan di wilayah setempat untuk lebih memperhatikan keadaan wilayah kerjanya.
·         Bagi mahasiswa. Hasil penelitian ini akan menjadi bahan refrensi untuk menyusun penelitian lain dan tetap menjaga kebersihan tubuh.







BAB II
LANDASAN TEORI

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau.
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi
Mandi adalah mencuci tubuh dengan air dengan cara menyiramkan air ke badan atau merendam badan di dalam sungai, danau, telaga, laut, kolam, atau bak mandi. Manusia perlu mandi untuk menghilangkan bau, debu, dan sel-sel kulit yang sudah mati. Mandi bermanfaat untuk memelihara kesehatan, menjaga kebersihan, serta mempertahankan penampilan agar tetap rapi. Setelah mandi, manusia biasanya merasa segar, bersih, dan santai.
Kebersihan air mandi adalah keadaan air yang digunakan untuk mandi bebas dari kotoran, kuman, maupun bakteri, serta virus yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan seorang dokter.
Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kisaran 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.


BAB III
METODOLOGI

Penelitian ini berjenis cross sectional dimana dalam penelitian ini mencari hubungan antara kebersihan air dengan kejadian penyakit campak. Populasinya adalah seluruh warga Desa Sungai Meriam, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, yang sedang atau pernah menderita penyakit kulit, yaitu sebanyak 150 jiwa. Penentuan sampel menggunakan metode Simple random Sampling (SRS) dengan estimasi penyimpangan 0,05 . Dimana hasil perhitungannya sebagai berikut:






Jadi sampel yang di teliti sebanyak 109 jiwa. Penelitian akan dilakukan di Desa Sungai Meriam Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara. Dilaksanakan selama 2 minggu  dan dimulai pada awal bulan Desember 2012. Kuesioner akan dititipkan di puskesmas rawat inap untuk pasien rawat inap dan puskesmas untuk pasien rawat jalan. Serta diberikan pada warga yang memiliki riwayat sakit campak. Data diuji menggunakan uji chi square, dan disajikan dalam bentuk statistik. 










HUBUNGAN LOKASI PEMUKIMAN DENGAN TINGGINYA PENYAKIT ISPA

ABSTRAK
ISPA adalah penyakit yang sanggat berbahaya, biasanya menyerang anak balita.tidak jarang mengakibatkan angka kematian anak balita meninggi. Salah satu penyebabnya adalah lokasi rumah (pemukiman) yang terlalu dekat dengan jalan poros yang banyak kendaran melewatinya. Karena banyak kendaraan maka pencemaran udara terjadi di daerah tersebut. Sehingga sangat penting untuk melihat atau memilih dengan baik dan benar saat ingin memilih tempat lokasi bermukim.

BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian balita di indonesia yaitu sebesar 28%1. WHO memperkirakan kematian akibat pneumonia mencapai 10% - 20% pertahun dari seluruh jumlah bila tidak diberi pengobatan (2010).
Penyakit ISPA di sebabkan karena pasien terlalu sering menghirup udara berpolusi. Keseringn menghirup udara berpolusi adalah karna pasien terlalu lama atau sering berada di tempat berpolusi, anak niasanya sering berada di rumah. Oleh karena itu saya ingin melakukan penelitian untuk melihat apakah ada hubungan antara lokasi pemukiman dengan tingginya penyakit ISPA.

B.   RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas dirumuskan masalah:
Apakah ada hubungan antara lokasi pemukiman dengan tingginya kasus ISPA



C.   TUJUAN
Untuk melihat ada atau tidak hubungan antara lokasi pemukiman dengan tingginya penyakit ISPA.

D.    MANFAAT
Bagi akademik         : sebagai bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya.
Bagi peneliti             : penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti tentang ISPA dan hubungannya dengan lokasi pemukiman.
Bagi pembaca          : dapat sebagai informasi untuk masyarakat mengenai ISPA.
Bagi orang tua         : dapat memberikan pertimbangan dalam memilih lokasi pemukiman untuk dijadikan tempat tinggal




BAB II
LANDASAN TEORI

Lokasi adalah letak dari suatu tempat / benda dalam suatu tempat.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dantempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan {Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, Bab I, Pasal 1 (5)}.
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan seorang dokter.
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Pernafasan Saluran Akut
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikro organisme kedalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit
Saluran pernafasan adalah organ tubuh manusia yangdimulai dari hidung hingga alveoli beserta organ aneksananya seperti sinus-sinus,rongga telinga dan pluera. Dengan demikian secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk juga jaringan paru) dan organ aneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini maka jaringan parutermasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract).
Infeksi akut adalah infeksi yang berlangusng sampai dengan14 hari. Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk  beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses infeksinya dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Jadi ISPA adalah suatu penyakit yang menyerang saluran pernafasan bagian atas yang berlangsung selama 14 hari atau lebih. ISPA biasanya menyerang pada anak balita usiakurang dari 2 tahun.


 

BAB III
METODOLOGI

Penelitian ini berjenis cross sectional dimana dalam penelitian ini mencari hubungan antara lokasi pemukiman dengan tingginya penyakit ISPA. Populasinya adalah seluruh orang tua di Desa Sungai Meriam, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara. Penentuan sampel menggunakan metode Purposive sampling dengan criteria orang tua yang anaknya sedang atau pernah menderita penyakit ISPA. Penelitian akan dilakukan di Desa Sungai Meriam Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara. Dilaksanakan selama 2 minggu  dan di mulai pada awal bulan Desember 2012. Kuesioner akan dititipkan di puskesmas rawat inap untuk pasien rawat inap dan puskesmas untuk pasien rawat jalan. Data di olah dan di analisis menggunakan uji chi square,  dan disajikan dalam bentuk statistic. 












Hubungan Pencahayaan Dengan Kelelahan Mata Perajin Batik.

ABSTRAK
Mata merupakan organ tubuh yang penting untuk melihat. Sama halnya bagi perajin batik mata merupakan organ vital untuk mereka agar dapat menghasilkan karya seni yang indah. Mata yang kurang istirahat atau berada di lingkungan yang tidak mendukung akan mudah lelah. Salah satunya adalah pencahayaan. Dibutuhkan pencahayaan yang optimal bagi mata untuk dapat bekerja dengan baik.

BAB I
PENDAHULUAN


A.  LATAR BELAKANG
Batik merupakan hasil kerajinan indonesia yang sudah dikenal secara global,  memiliki nilai jual yang tidak murah. Tapi untuk menghasilkan batikk yang baik dan berkualitas diperlukan seniman yang berkualitas dan waktu pengerjaanya lama serta kondisi lingkungan pkerjaan yang baik.
Salah satu indikator lingkungan kerja yang baik adalah pencahayaan.  Pencahayaan yang optimal sangat di butuhkan dalam mengrjakan sebuah batik.  Karena saat pncahayaan kurang mata akan bekerja lebih keras dalam melakukan ketelitian. Mata yang lelah akan mengakibatkan ksehatan pekerja menurun dan hasil batik yang tidak memuaskan.
Uraian diatas menginspirasi saya untuk melakukan penelitian mengenai hubungan pencahayaan dan kelelahan mata perajin batik.





B.   RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas dirumuskan masalah:
 Apakah ada hubungan antara pencahayaan dengan kelelahan mata perajin batik.



C.   TUJUAN
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pencahayaan dengan kelelahan mata perajin batik.

D.  MANFAAT
Bagi pengrajin         : mengetahui dan memahami bahwa pencahayaan yang kurang akan menyebabkan lelah mata.
Bagi pemerintah    : agar lebih memperhatiakn para pengrajin dalam kesehatannya.
Bagi peneliti             : memberikan pengetahuan dan wawasan yang berhubungan mengenai kesehatan kerja perajin batik.






BAB II
LANDASAN TEORI

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan.
Perajin adalah orang yang membuat kerajinan seni tertentu.
Lelah adalah keadaan dimana tubuh terasa berat tak berdaya tak mampu melakukan hal yang berat dan perlu istirahat.


BAB III
METODOLOGI

Penelitian ini berjenis cross sectional dimana dalam penelitian ini mencari hubungan antara Pencahayaan dengan kelelahan mata yang di derita perain batik. Populasinya adalah seluruh tenaga kerja di industry Batik Hadiwasita.  Penentuan sampel menggunakan metode Purposive sampling dengan Kriteria bekerja sebagai perajin batik.
Penelitian akan dilakukan di Taman KT 1/466 Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dilaksanakan selama 2 minggu dan dimulai pada awal bulan Desember 2012. Kuesioner akan diberikan pada sampel untuk diisi dan akan dikumpulkan setelah 1 minggu.
Data diuji menggunakan uji chi square, dan disajikan dalam bentuk deskriptif. 




















Thursday, December 13, 2012

TEORI PERKEMBANGAN MENURUT SIGMUND FREUD

1.Fase Oral  : 0 – 1 tahun
   Keuntungan : Kepuasaan/kebahagian terletak pada mulut
                          Mengisap,menelan,memainkan bibir,makan,kenyang dan tidur.
   Kerugian : menggigit,mengeluarkan air liur,marah,menangis jika tidak terpenuhi.
2.Fase Anal  : 1 – 3 tahun
   Keuntungan : belajar mengontrol pengeluran BAB dan BAK,senang melakukan sendiri
   Kerugian : jika tidak dapat melakukan dengan baik.
3.Fase Phalic : 3 – 6 tahun
·      Dekat dengan orang tua lawan jenis
·      Bersaing dengan orang tua sejenis
4.Fase latent : 6 – 12 tahun
·      Orientasi social keluar rumah
·      Pertumbuhan intelektual dan social
·      Banyak teman dan punya group
·      Impuls agresivitas lebih terkontrol
5.Fase genital
·      Pemustan seksual pada genital
·      Penentuan identitas
·      Belajar tidak tergantung pada orang tua
·      Bertanggung jawab pada diri sendiri
·      Intim dengan lawan jenis.
   Keuntungan : bergroup
   Kerugian : konflik diri,ambivalen.

Thursday, December 6, 2012

Asam Organik



1)       Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Asal dari obat yang dikenal dengan "Aspirin" - ternyata dari jaman Yunani kuno, dan diperkenalkan oleh Bapak Para Dokter se-dunia - yaitu Hippocrates. Tentu saja Hippocrates tidak menyebut Aspirin, melainkan menyebut tumbuhan bernama willow yang bila batangnya dikeringkan dan dijadikan bubuk, dapat menghilangkan rasa sakit.
Ribuan tahun berlalu, hingga di tahun 1829, para ilmuwan berhasil mengisolasi bahan dalam tumbuhan willow yang berfungsi meredakan rasa sakit. Bahan tersebut bernama salicin. Bahan ini dapat menghilangkan sakit, tapi memiliki efek samping terhadap perut - manfaat dan mudaratnya sama besar. Tentu saja harus ada jalan keluar. Di tahun 1853, seorang ahli kimia Perancis bernama Charles Frederic Gerhardt berhasil menetralkan salicin alami menjadi asam salisilat (salicylic acid) lewat penyanggaan (buffering) dengan natrium dan asam asetat. Asam salisilat ini lebih "ramah" terhadap perut.
Di tahun 1899, seorang ahli kimia Jerman, bernama Felix Hoffmann, yang bekerja bagi Bayer, menemukan kembali formula Gerhardt. Hoffmann membujuk Bayer untuk memasarkan obat itu, yang selanjutnya muncul di pasar dengan nama pasaran "Aspirin".
Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Dalam menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di Jerman, replika tablet aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka Deutschland, Land der Ideen.
2)       Asam format (nama sistematis: asam metanoat) adalah asam karboksilat yang paling sederhana. Asam format secara alami terdapat pada antara lain sengat lebah dan semut. Asam format juga merupakan senyawa intermediet (senyawa antara) yang penting dalam banyak sintesis kimia. Rumus kimia asam format dapat dituliskan sebagai HCOOH atau CH2O2.
Di alam, asam format ditemukan pada sengatan dan gigitan banyak serangga dari ordo Hymenoptera, misalnya lebah dan semut. Asam format juga merupakan hasil pembakaran yang signifikan dari bahan bakar alternatif, yaitu pembakaran metanol (dan etanol yang tercampur air), jika dicampurkan dengan bensin. Nama asam format berasal dari kata Latin formica yang berarti semut. Pada awalnya, senyawa ini diisolasi melalui distilasi semut. Senyawa kimia turunan asam format, misalnya kelompok garam dan ester, dinamakan format atau metanoat. Ion format memiliki rumus kimia HCOO.
3)       Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.
Vitamin C berhasil di isolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini.
4)       Asam piruvat (CH3COCO2H) adalah sebuah asam alfa-keto yang memiliki peran penting dalam proses-proses biokimia. Anion karboksilat dari asam piruvat disebut piruvat.
Asam piruvat adalah cairan tak berwarna, dengan bau yang mirip asam asetat. Asam piruvat bercampur dengan air, dan larut dalam etanol dan dietil eter. Di laboratorium, asam piruvat dibuat dengan cara memanaskan campuran asam tartarat dengan kalium bisulfat, atau melalui hidrolisis asetil sianida, yang dibuat melalui reaksi asetil klorida dan kalium sianida.

Piruvat adalah suatu senyawa kimia yang penting dalam biokimia. Senyawa ini merupakan hasil metabolisme glukosa yang disebut glikolisis. Sebuah molekul glukosa terpecah menjadi dua molekul asam piruvat, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan energi. Jika tersedia cukup oksigen, maka asam piruvat diubah menjadi asetil-KoA, yang kemudian diproses dalam siklus Krebs. Piruvat juga dapat diubah menjadi oksaloasetat melalui reaksi anaploretik yang kemudian dipecah menjadi molekul-molekul karbon dioksida. Nama siklus ini diambil dari ahli biokimia Hans Adolf Krebs, pemenang Hadiah Nobel 1953 bidang fisiologi, karena ia berhasil mengidentifikasi siklus tersebut).
Jika tidak tersedia cukup oksigen, asam piruvat dipecah secara anaerobik, menghasilkan asam laktat pada hewan dan manusia, atau etanol pada tumbuhan. Piruvat diubah menjadi laktat menggunakan enzim laktat dehidrogenase dan koenzim NADH melalui fermentasi laktat, atau menjadi asetaldehida dan lalu etanol melalui fermentasi alkohol.
Asam piruvat juga dapat diubah menjadi karbohidrat melalui glukoneogenesis, menjadi asam lemak atau energi melalui asetil-KoA, menjadi asam amino alanin dan juga menjadi etanol. Turunan asam piruvat, 3-bromopiruvat telah dipelajari untuk pengobatan kanker.
5)       Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata Latin acetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam etanoat. Asam asetat glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam asetat bebas-air membentuk kristal mirip es pada 16.7°C, sedikit di bawah suhu ruang.
Singkatan yang paling sering digunakan, dan merupakat singkatan resmi bagi asam asetat adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil, CH3−C(=O)−. Pada konteks asam-basa, asam asetat juga sering disingkat HAc, meskipun banyak yang menganggap singkatan ini tidak benar. Ac juga tidak boleh disalahartikan dengan lambang unsur Aktinium (Ac).
6)       Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Di-anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga agen pereduktor.
Banyak ion logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah kalsium oksalat (CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan.